Minggu, 08 Februari 2015

Pendendam


Cepat atau lambat akan kubalas, karena aku pendendam. Jika orng-orang tidak suka, atau beberapa diantaranya mencoba menenangkanku, sesungguhnya mereka tak dapat menjamin insafku. Karena pendedam menunggu amarahnya matang. Dan ketika masanya dipetik, dia sendiri tak dapat menahannya.

Semua cerita tentang pengampunan kuketahui, lalu kulakoni amalannya, namun tumpukan rasa sakit menghapusnya kembali.  Aku pendendam, menari-nari di bawah selangkangan, diiring lirih senandung kenistaan. Terkurung di antara hitam dan putih, bersama bayang kutukan yang mengerikan.

Rabu, 15 Januari 2014

Panglima Lebah

Alkisah Panglima lebah pulang dari perjalanan panjang lalu menghadap ratunya. “Yang Mulia Ratuku, telah kulaksanakan perintahmu, mencari kebijaksanaan pada perkampungan manusia. Tetapi sungguh tak satu pun kudapati manusia yang dapat mengajarkannya kepadaku.  Ketika keluar dari hutan, aku segera munuju ke istana, karena pikirku di sanalah dapat kutemui orang-orang bijak, sebab di sanalah para pemimpin manusia berkumpul. Lalu pada suatu hari, dalam suatu perayaan besar di alun-alun, aku hinggap pada piala raja, berharap mendengarkan perbincangan para pejabat, barangkali dapat kuambil beberapa hikmat. Tetapi apa yang kulihat, masing-masing pejabat mendekat pada rajanya lalu bergiliran menjilat pantat sang raja. Kemudian Sang raja sembari  sedikit menggelinjang berkata, “damailah negeri, Oh negeri.”  Sungguh itu lebih telihat seperti  nafsu syahwat ketimbang sebuah kebenaran . Dan aku tak dapat bertahan lama melihat kejijikan itu. Aku terbang menghindari  istana. 

Minggu, 28 Juli 2013

Kata Bijak (V)


Hargai cara berpikirmu, dengan melakukan tindakan atas ide-ide baikmu.

Mengapa melakukan spekulasi terhadap Tuhamu. Bukankh tidak ada yang dapat disembunyikan dari-Nya.

Tindakan tegas tak pandang bulu, yang seolah-olah kurang mengenal belas kasihan, acap kali diambil oleh subjek peristiwa bukan atas kehendaknya, tetapi karena kondisi objek peristiwa yang terlalu lembek atau mungkin telah terlalu jauh menyimpang dari koridor.

Pesan dari Ngarai Ayunan



Selamat datang Kawan, di Ngarai Ayunan. Ada sedikit cerita tentang ngarai ini. Tolonglah, setelah meninggalkan tempat ini,  sampaikan ke tiap-tiap orang  yang Engkau jumpai. Barangkali ada yang peduli. Bukan yang pura-pura peduli.

Pada masa lalu Ngarai Ayunan adalah ngarai yang permai. Pada setiap sudutnya berbaris  pegunungan nan rapi, serta wangi karena semerbak anggrek liar.  Ada seruling pusaka di tempat ini yang diwariskan turun temurun. Seruling alam yang membangunkan penduduk ngarai setiap pagi dan berkhasiat memberikan ketenangan jiwa. Ada pula Enggang keramat yang kini entah kemana? Konon Sang Enggang punya banyak anak karena makanan yang melimpah. Sang Enggang memiliki  suara yang keras serta  parau, hingga mampu membangunkan semangat penduduk yang sedang mengolah sawah dan ladang.