Kamis, 09 Juni 2011

Lahir, Hidup dan Mati


“Lahir, hidup dan mati.” Bahwa hidup itu sesungguhnya berawal dari kelahiran dan berakhir dengan kematian. Bahwa semua orang mengalaminya.  Orang-orang yang hidup di desa, orang-orang yang hidup kota, orang-orang miskin, orang-orang kaya, orang-orang yang telahir sebagai suku A,      orang-orang yang terlahir sebagai suku B, orang-orang dengan segala pekerjaannya, orang-orang dengan segala perbedaannya, semuanya mengalami hal yang yang sama,” lahir, hidup dan mati.”
Ungkapan di atas mungkin terlalu klise untuk dibahas. Semua orang pernah mendengarnya. Artinya, orang-orang yang hidup di desa, orang-orang yang hidup di kota, orang-orang miskin, orang-orang kaya, orang-orang yang telahir sebagai suku A, orang-orang yang terlahir sebagai suku B, orang-orang dengan segala pekerjaannya, orang-orang dengan segala perbedaannya tahu
bahwa hidup itu sesungguhnya berawal dari kelahiran dan berakhir dengan kematian. Bahwa semua orang mengalami lahir, hidup dan mati.
Akan tetapi yang perlu digarisbawahi adalah tidak semua orang paham akan ungkapan di atas. Bahkan untuk sebagian besar manusia kurang paham.  Karena sebagian besar manusia masih meradang tentang persoalan kehidupan. Sebagian besar manusia hidup dalam ketakutan. Takut karena tindakannya di masa lalu, takut karena hari ini, dan takut untuk menatap masa depan. Akibatnya penghargaan terhadap hidup pun berkurang.   Sebagian besar manusia melanggar hak-hak hidup, dengan menyakiti atau melakukan perbuatan tercela terhadap sesamanya. Bahkan ada pula yang menyakiti hidupnya sendiri, karena penat dengan persoalan yang dihadapi.
Padahal jika kita memahami bahwa kelahiran adalah untuk menjalani hidup dan pada akhirnya akan mengecap kematian,  maka kita tidak perlu meradang tentang persoalan kehidupan. Kita tidak perlu hidup dalam ketakutan. Dan Akhirnya kita akan lebih menghargai hidup. Menghargai hak-hak hidup orang lain dan hidup  kita.
Jika kata-kata diatas masih terasa sebagai ungkapan klise belaka bagi Anda, maka Anda termasuk ke dalam sebagian besar manusia!
                                                                                                                                         Oleh: C. Tefbana