Sabtu, 29 Desember 2012

Delapan Mata Rantai Pelepasan

Mata Rantai I:
Ini hanyalah tentang garis yang dimiliki oleh setiap insan. Ini hanyalah persoalan perjalanan yang sampai pada suatu tempat, lalu merangkai sebuah babak penceritaan. Dan ketika babak itu sampai di sebuah padang gurun, tentulah akan menguras banyak tenaga dan pikiran.

Mata Rantai II:
Yang ada harus ada. Yang terlihat harus terlihat. Yang terdengar harus terdengar. Namun gemulai dan getar ilusi tetaplah kesemuan yang dan tak dapat dipercaya. Karena semestinya langkah sekarang adalah yang ketiga, yang bergerak maju dari yang pertama dan kedua.

Minggu, 04 November 2012

Kata Bijak (IV)



Tujuan yang mulia muatannya adalah kebenaran. Kekuatannya menembus tembok-tembok pembatas dan kelembutannya mendamaikan hati pemiliknya.

Seharusnya kamu tahu tentang kesalahan penglihatan dalam kelelahan, karena pada saat itu intuisi tak dapat bekerja dengan baik. Kamu juga harus paham tentang cerita burung elang yang terbang mengarungi samudera tanpa persiapan yang matang. Seketika kedua sayapnya lemas, lalu ia terjatuh dan tenggelam.

Lakukan kehendakmu dari kebaikan hatimu!

Lakukan yang benar, itu saja sebenarnya yang benar untuk dilakukan!

Sabtu, 27 Oktober 2012

Salam Muda!


Salam, wahai pemuda, Telah kudengar kabar tentangmu. Tentang segala tindakanmu yang hebat di masa lalu. Tentang sumpah yang kau ikrarkan  bersama teman-temamu . Jika hari itu tidak ada, tidak ada pula simpul yang begitu kuat untuk kebhinekaan negeri ini. Juga Tentang keberanianmu membawa Bung Karno ke Rengasdengklok. Jika hari itu tidak ada, entah sampai kapan kita merdeka. Oh iya, masih ada lagi, yaitu Tentang Kekuatanmu mengubah masa. Ketika orde lama kehilangan kendali, engkau mengubahnya menjadi orde baru, Ketika orde baru tejebak tirani, engkau hadirkan reformasi. Jika hari itu tidak ada, entah kemana negeri ini.

Kamis, 25 Oktober 2012

Hidangan


Biarkan angin  di  rambutmu!
Biarkan  sekitarmu!
Biarkan semesta menyapamu, di padangmu!
Dari Sang Khalik,  pemilikmu

Biarkan alunanmu, pada arusmu!
Karena perhentianku, pada batas yang menggetarkan

Sabtu, 21 Juli 2012

Kata Bijak (III)



Tuhan menghembuskan nafasnya dan insan pun mengecap kehidupan. Nafasmu adalah nafas Tuhanmu.

Berhentilah sejenak dan rasakan sirkulasi angin di sekitarmu. Biarkan kelelahanmu diterbangkan dan berganti dengan semangat yang baru.
Dengarlah alam dalam keheninganmu. Temukan dan rasakan harmoni senandungnya. Sungguh, itulah harmoni maha indah, Karya Komponis Agung, Pencipta semesta. Sadarilah, bahwa kamu adalah bagian dari harmoni itu.

Sabtu, 26 Mei 2012

Balada Petang Perjalanan


Pada petang perjalanan
Ketika deru mesin perlahan
Ketika seperti biasa aku mendayu dalam lamun kerinduan

Samar seorang pemuda terhuyung di tengah jalan
Badannya penuh tato, rambut urakan

Senin, 30 April 2012

Sajak di Siang Bolong


“Liana yang merambat di pendakian”
Dari lembah, dari kedalaman paling dalam
Demikianlah, aku harus merambat

Beberapa orang yang melihat memalingkan wajah dan cekikikan,
Mungkin karena akar-akarku yang kecil
Beberapa orang yang lain menghakimi

Minggu, 22 April 2012

Kekasih Surga


Sepasang burung dara terbang tinggi di angkasa
Menembus batas awan
Ketika badai bergelora
Sepasang burung  dara enggan tuk meronta

Sepasang burung dara terbang bersama gejolak jiwa

Jumat, 20 April 2012

Kata Bijak (II)

Alam Sumber inspirasi. Mendangar alam, belajar mendengar suara hati.  

Jalannya tidak lagi disebut jalan buntu, jika Anda bersedia melompati rintangan yang menghalanginya.

Jika daun-daun berguguran, mungkin akan tumbuh tunas-tunas yang baru.

Kamis, 19 April 2012

Kisah Perahu Kecil

Lihatlah wahai pantai berpasir indah!
Ada yang  terdampar!
Sebuah perahu kencil kosong
Perahu kecil tanpa sang nelayan

Alkisah.....
Telah lama Ia terombang ambing
Dalam gelora ombak tak tentu arah

Telah rindu perahu kecil berlayar
memancing dan menebar jala

Kamis, 05 April 2012

Jiwa yang Haus

Golgota, Golgota
Aku ingin sampai padamu
Mengalirlah darahmu dalam darahku
Bangunkan aku dengan getaran dan kelam awanmu
Segarkan dahagaku dengan air……
Dan juga wanitamu

Di sini dunia menyapa dengan bencana

Senin, 02 April 2012

Mengejar Kunang-Kunang

Perjalanan dimulai.......
 
Sesi I.
Pada langkah pertama, kakiku teersandung batu. Darah pada luka kecil, tanda bahaya! Dan seekor tedung kelur dari semak, nyaris mematokku! Sebuah Tanda Cinta. di sekitar tak ada seorang pun, semua sibuk karena kenaikan harga BBM. Dan di ujung sana cahaya menyapa, mengerlip seperti kunang-kunang...........
 
Sesi II.
Malam menjelang, terperangkap dalam belantara. Kusandarkan tubuhku pada sebatang pohon tua. Lelah!!!!! Masih terbayang perkampungan yang terlewati. Gambar-gambar porno terpajang pada dinding

Selasa, 20 Maret 2012

Kata Bijak (I)


Pribadi yang rapuh tertunduk dan tertidur, tetapi pribadi yang kokoh tertunduk lalu menengadah.

Kita tak akan mengenal rasa manis, jika tak pernah mengecap rasa pahit.

Bergeser sedikit saja sudah  merubah banyak keadaan.

Masa lalu untuk kelakar dan senyuman. Masa kini, untuk kita hadapi. Masa depan, untuk kita gapai bersama.

Senin, 12 Maret 2012

Sahabat?

Siapakah Sahabat?
Kita insan sikut menyikut
Kita insan berebut kesempatan
Yang terpenting, kita insan saling bergunjing

Kita sama berlari mencari tempat di depan
Untuk meninggalkan dan mengejar
Untuk egoisme insani
Untuk kemenangan, yang sebenarnya tak berarti

Minggu, 11 Maret 2012

Balada Sang Pecinta

Pada puncak tanjakan,
pada gelap malam dalam guyur hujan,
Terjerembab  Sang Pecinta,
Tengkurap, merangkak
Mengalir deras darah dari lututnya

Tapi siapakah yang akan membalut luka itu?
Sendiri Ia, bahkan tubuhnya tak lagi berasa

Dan dari kilatan terdengar jelas
‘Berhentilah sampai disitu!

Rabu, 07 Maret 2012

Pulih

Malam, membawa nyayianku  pada sejuknya
Membiarkannya dalam buaian angin
Terbang perlahan,
memecah tanpa gemuruh
Sepi….

Dan inilah ketenangan
Inilah senyuman dalam malam

Sabtu, 03 Maret 2012

Mari Melihat Realita

Mari melihat realita
Melihat pada kaki kita berada
Pada sekitar rumah kita

Kita bagian dari yang ada
Dari perkampungan yang merana
Yang pembangunannya telampau lama
Kita bagian dari kota-kota besar tak tertata
Yang melahirkan berjuta peminta-minta

Minggu, 26 Februari 2012

Tanah Kelahiran

Padamu Kebanggaanku
Tiada yang lebih merdu dari suara Ibuku
Yang bercerita tentang Sekoleng dan awan-awannya
Tiada yang lebih bijaksana dari ayah Dehancak Tujuh
Yang melepaskan anak-anaknya dalam perjalanan panjang
Untuk memperoleh pengertian
Bahkan petualangan Columbus tak lebih hebat dari pelayaran Hagi
Padamu segala rujuk ceritaku di tanah orang

Pagi Perayaan!

Malam ini untuk esok
Dalam gigir tubuhku,
Di bawah temaram bias neon berbalut rindu
Pada pojok penantian, menghambur aku pada langit
Dalam sujud, menyambut pagi perayaan

Hanya ini Tuhan untuk perayaan itu
Dalam keram aku berteriak
Dalam kurungan kelam malam

Jumat, 24 Februari 2012

Renungan Malam

Manusia terlahir untuk menghadapi kepenatan
Untuk menjalani hari-hari yang melelahkan
Sungguh, manusia terlahir untuk menanggung beban yang sangat indah.
karena  tanpa penat dan lelah, sesungguhnya kita tak pernah hidup

Senin, 20 Februari 2012

Salam Hangat Kecemasan!

Selamat datang kecemasan
Salam hangat,
Meski tak pernah kuundang kamu

Silakan masuk dan duduklah pada rumahku
Pada kursi-kursi yang memang sederhana
Yang aku tau kamu tidak akan  menolaknya
Karena kamu bisa duduk dimana pun

Jumat, 17 Februari 2012

Tuliskan!

Tuliskan, disini ingin kulihat
Karena dalam geloraku kurindukan ketenangan

Aku ingin terbang
Ingin  kulihat merekahnya kuncup dipekaranganmu
Juga nyanyian burung-burung yang menyambut cerahnya pagimu
Ingin kulihat lagi hari itu

Rabu, 08 Februari 2012

Dimana Kerinduanku?

Dimanakah kerinduanku?
Yang padanya aku ingin kembali?
Pada beningnya aliran-aliran sungai
Yang  dulu aku minum
Dan kini mengalir dalam darahku

Pada tingginya pohon-pohon
Yang dulu pada daunnya aku berlindung

Sabtu, 04 Februari 2012

Air

Stetes dari atas
Bergulir pada pucuk
Lalu jatuh pada air tenang di bawahnya

Sebuah gelombang kecil menyapa
reaksi yang harus terjadi

Rabu, 25 Januari 2012

Air Mata Mata Air

Sumber mata air Bukit Tangir mengalir di ceruk-ceruk batu
Sejuk melepas lelah pengendara
Tapi lihatlah, sayang di sayang aliranya terputus pada jalan raya

Kemana lagi mata air Tangir berharap
Pada tubuhnya merambat ilalang
Sungguh akan disusulnya nasib bukit-bukit disekitarnya

Dan lihatlah nun jauh di sana,