Namun kau
sambut aku dengan sebilah belati
Aku tidak
menyangka
Engkau
benar-benar menikamku
Padahal
beberapa hari sebelumnya kudengar kabar tentangmu
Tentang
rintih kesakitan dan susahmu yang memerlukan bantuanku
Aku pun datang
dengan satu kekuatan, dari seribu kekuranganku
Dalam
tatihku, kau tambah lukaku
Aku
terhuyung,…
Jatuh perlahan
di hadapanmu
Di tatapan
matamu yang membuang kasih
Pandangku
berkunang, lekat padamu
Lalu
kupersembahkan tawaku
Sesaat, mengejek
setiap jejakku dan jejakmu
Hingga
akhirnya kau tak lagi kukenal
Hingga kau
tak lagi kurasakan
Lirih….
Buainya lembut
pada lumuran darah
Pada riakmu
yang hampa menyambut kebebasan dambaanmu
Pada jasadku
yang lenyap bersama iringan senja
Oleh: C.
Tefbana