Sabtu, 29 Desember 2012

Delapan Mata Rantai Pelepasan

Mata Rantai I:
Ini hanyalah tentang garis yang dimiliki oleh setiap insan. Ini hanyalah persoalan perjalanan yang sampai pada suatu tempat, lalu merangkai sebuah babak penceritaan. Dan ketika babak itu sampai di sebuah padang gurun, tentulah akan menguras banyak tenaga dan pikiran.

Mata Rantai II:
Yang ada harus ada. Yang terlihat harus terlihat. Yang terdengar harus terdengar. Namun gemulai dan getar ilusi tetaplah kesemuan yang dan tak dapat dipercaya. Karena semestinya langkah sekarang adalah yang ketiga, yang bergerak maju dari yang pertama dan kedua.


Mata Rantai III:
Keputusan di tempat ini seperti memangkas carang pada pokok kesayangan. Sesaat sebelum dan setelah terpangkas, terdengar kabar bahwa tak boleh ada yang terbuang. Yang tersebar adalah fitnah tentang itikad permusuhan dan kurangnya penghargaan pada cinta. Itulah tanggungannya, itulah kewajarannya. Keputusan di tempat ini adalah pertahanan terhormat dari terik yang menipu dan melelahkan. Agar penyembahan dan penghambaan konyol dikerangkeng lalu dienyahkan.

Mata Rantai IV:
Hanya setitik kerlip harapan. Hanya ada sedikit bekal yang tersisa, sedikit air untuk diteguk. Tetapi itulah pemberi kekuatan. Maka yang sedikit, menjadi berkah yang melimpah.

Mata Rantai V:
Setiap perhentian adalah awal dari perjalanan berikutnya. Setiap babak diteguhkan dengan caranya. Biarkan benih-bernih dilepaskan dan terpendam, lalu beberapa waktu kemudian tumbuhlah tunas-tunas baru dan dimulailah babak kehidupan.

Mata Rantai VI:
Apakah perpisahan yang indah itu? Ialah ketika sukacita dan dukacita kebersamaan menjadi haru. Pada saat itu duka perjalanan dileburkan dan suka yang pernah ada dikenang lalu ditangisi, karena sebuah alasan yang tepat dan tak terbantahkan, yaitu pengharapan tentang masa depan yang lebih cemerlang. Perpisahan yang demikian adalah perpisahan yang memberikan mahkota pada keikhlasan untuk bertakhta. Sehingga beruntunglah mereka yang ada di dalamnya. Karena sesungguhnya tidak ada rasa yang lebih tinggi dari keikhlasan.

Mata Rantai VII:
Keikhlasan cinta tidak dapat dilihat dari riak permukaan. Tetapi harus diselami jauh di kedalaman. Dasarnya bukan hasrat, tetapi ketulusan. Tidaklah penting memiliki, tidaklah juga penting tidak memiliki, yang terpenting adalah setiap tindakan atas cinta. Dan energi darinya ialah pancaran kebahagiaan bagi pemilik dan penerima cinta.

Mata Rantai VIII:
“Lepaslah yang seharusnya terlepas!”


Oleh: C. Tefbana