Salam, wahai pemuda, Telah kudengar
kabar tentangmu. Tentang segala tindakanmu yang hebat di masa lalu. Tentang
sumpah yang kau ikrarkan bersama
teman-temamu . Jika hari itu tidak ada, tidak ada pula simpul yang begitu kuat
untuk kebhinekaan negeri ini. Juga Tentang
keberanianmu membawa Bung Karno ke Rengasdengklok. Jika hari itu tidak ada,
entah sampai kapan kita merdeka. Oh iya, masih ada lagi, yaitu Tentang Kekuatanmu
mengubah masa. Ketika orde lama kehilangan kendali, engkau mengubahnya menjadi
orde baru, Ketika orde baru tejebak tirani, engkau hadirkan reformasi. Jika
hari itu tidak ada, entah kemana negeri ini.
Tetapi sekarang matamu terlihat redup
wahai pemuda, mungkin terlalu banyak menghisap rokok. Oh, Itu belum seberapa, sepertinya kamu telalu banyak
memakai narkoba. Hancur!. Yang terlihat darimu sekarang adalah wajah-wajah
kekerasan tanpa arah yang jelas. Ricuh sepertinya menjadi agenda utamamu dalam
setiap aksi. Hanya ricuh!. Maklum, engkau berpikir sambil melayang. Seperti kabut yang diterbangkan angin, idemu
tinggal ide. Kamu lupa dengan apa yang kamu ucapkam, karena itu hanya terbesit di
saat puyengmu.
Kebebasan yang kamu ciptakan telah
memakanmu, karena kamu menggunakannya dengan kebablasan. Teknologi
menggerogotimu, foto-foto telanjang membintilkan matamu. Kamu jadi enggan berkarya, karna banyak yang instan,
tinggal copy ajakan selesai! Kamu lebih banyak bercerita tentang kegalauan
daripada semangat yang menggebu. Hancur!
Perlu obat, yang kamu perlukan adalah
ramuan khusus, yang diracik oleh para penghulu. Tentu saja oleh para penghulu
yang benar-benar penghulu. Orang-orang tua yang telah berhasil memberi teladan,
yang dari mulutnya dapat disemburkan wejangan ajaib yang akan menyebuhkanmu.
Mereka masih ada, meskipun sudah langka.
Jika telah cerah matamu, kamu akan
kembali dapat melihat dengan benar. Yang ada di sekelilingmu. sudah sangat
mendesak. Kesenjangan miskin dan kaya, korupsi, kehancuran alam, konflik berbau
sara. Semuanya menunggu pulihnya engkau. Karena sumpahmu perlu dimateraikan
kembali. Keberanianmu perlu direka ulang, untuk membuka hati para pemimpin. Dan
masa kebebasan perlu disapu noda-nodanya. Semua Pekerjaan itu hanya mampu dikerjakan
olehmu, bukan anak-anak, juga bukan mereka yang telah tumbuh ubannya.
Pemuda! pemuda! biarlah orang melihat
pemuda adalah pemuda. Pemuda adalah pendobrak, maka ia akan mendobrak. Pemuda adalah sumber pembaharuan, maka ia
akan membawa pembaharuan, pemuda ialah insan produktif, maka ia
akan membagikan karyanya.
Sungguh, tiada negeri yang dapat
bertahan tanpa kekuatan para pemudanya!?
Oleh: C.Tefbana