Rabu, 25 Januari 2012

Air Mata Mata Air

Sumber mata air Bukit Tangir mengalir di ceruk-ceruk batu
Sejuk melepas lelah pengendara
Tapi lihatlah, sayang di sayang aliranya terputus pada jalan raya

Kemana lagi mata air Tangir berharap
Pada tubuhnya merambat ilalang
Sungguh akan disusulnya nasib bukit-bukit disekitarnya

Dan lihatlah nun jauh di sana,
Batu Menanti dan Tinjau Tasik mengejek pada Tangir

Tapi apakah kekuatan keduanya?
Sebab ejekan mereka ditertawakan cukong-cukong
“Apa hebatnya kamu Batu Menanti dan Tinjau Tasik,
Padamu akan tumbuh yang melebhi ilalang,
Yang akan menghisap habis mata airmu
Bukankah Sangiang perlahan-lahan ditundukan
Bahkan Limpang dengan segala keagungannya yang kamu dengar
Tidak mampu berbuat apa-apa?”

Dan pada waktunya semua tersentak,
“Bukit-bukit kita tak satu pun mengalirkan mata air.”

Oleh: C. Tefbana