Sejuk melepas lelah pengendara
Tapi lihatlah, sayang di sayang aliranya terputus pada jalan raya
Kemana lagi mata air Tangir berharap
Pada tubuhnya merambat ilalang
Sungguh akan disusulnya nasib bukit-bukit disekitarnya
Batu Menanti dan Tinjau Tasik mengejek pada Tangir
Tapi apakah kekuatan keduanya?
Sebab ejekan mereka ditertawakan cukong-cukong
“Apa hebatnya kamu Batu Menanti dan Tinjau Tasik,
Padamu akan tumbuh yang melebhi ilalang,
Yang akan menghisap habis mata airmu
Bukankah Sangiang perlahan-lahan ditundukan
Bahkan Limpang dengan segala keagungannya yang kamu dengar
Tidak mampu berbuat apa-apa?”
Dan pada waktunya semua tersentak,
“Bukit-bukit kita tak satu pun mengalirkan mata air.”
Oleh: C. Tefbana